SELAMAT DATANG DI BLOG SMP PGRI 01 BULULAWANG, BERIKAN SARAN UNTUK KESEMPURNAAN BLOG INI

Rabu, 20 Juli 2011

Tugas Guru Piket

DESKRIPSI TUGAS GURU PIKET
(pedoman sertifikasi) http://tunas63.wordpress.com/2011/01/15/pedoman-sertifikasi-2011/
  1. Menertibkan siswa menuju kelas setelah bel masuk dibunyikan, pada jam pembelajaran pertama, keempat setelah istirahat pertama, dan keenam setelah istirahat kedua;
  2. Mengawasi siswa dalam pergantian jam pembelajaran;
  3. Mengontrol per kelas (Lantai I, II, III dan Laboratorium) bila ada guru yang tidak hadir atau terlambat masuk kelas/hadir;
  4. Mendampingi kelas yang guru bidang studi bersangkutan tidak hadir namun meninggalkan tugas;
  5. Mendampingi kelas yang guru bidang studi bersangkutan tidak hadir namun tidak meninggalkan tugas dengan jalan memanfaatkan Program Kerja Guru bidang studi ybs., lembar kegiatan siswa, buku pelajaran, atau media lain demi pembelajaran siswa di kelas yang ditugaskan;
  6. Mengoordinasi pembelajar dalam belajar sesuai dengan tujuan dan kewajiban pengembangan kompetensi yang diembannya di kelas yang ditugaskan;
  7. Mendampingi pembelajar dalam mengerjakan tugas pembelajaran yang diberikan oleh guru bidang studi di kelas yang ditugaskan;
  8. Memberikan/menyerahkan laporan kegiatan pembelajar ke Kurikulum sesuai dengan tugas yang diberikan oleh guru bidang studi;
  9. Bertanggung jawab terhadap ketertiban pembelajar di kelas yang ditugaskan;
  10. Memberi masukan dan berperan aktif dalam kerja administrasi di Sekretariat Kurikulum jika tidak ada guru yang tidak hadir.

Tugas Dan Fungsi Struktural

Tugas dan Wewenang Tugas dan Wewenang
(http://smp3bonang.files.wordpress.com/2010/08/tugas-pokok-dan-fungsi.doc)
a. Kepala Sekolah
 Nama Jabatan/Fungsi  : Kepala Sekolah
 Bertanggunjawab Kepada  : Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
 Berhubungan dengan :
  1. Semua unit kerja SMP PGRI 01 Bululawang
  2. Pemkab dan Dinas Pendidikan Kuantan Singingi
  3. Dinas Pendidikan Propinsi Riau
  4. Direktoran Pembinaan SMP
  5. Dunia Usaha dan Industri
  6. Komite Sekolah
 Tanggung Jawab







 :







  1. Menjaga Terlaksananya dan ketercapaian program sekolah
  2. Menjaga keterlaksanaan Pedoman Mutu Sekolah
  3. Menjabarkan pelaksanaan dan mengembangkan Pembelajaran Kurikulum/Program SMP
  4. Melakukan Pengawasan dan Supervisi tenaga Pendidik dan Non Kependidikan
  5. Mengangkat dan menetapkan personal struktur organisasi
  6. Menetapkan Program Kerja Sekolah
  7. Mengesahkan perubahan kebijakan mutu organisasi
  8. Melegalisasi dokumen organisasi
  9. Memutuskan mutasi siswa
  10. Mengusulkan promosi dan mutasi pendidik dan tenaga kependidikan
 Wewenang

 :

  1.  Menerbitkan dokumen keluaran sekolah
  2. Memberi pembinaan warga sekolah
  3. Memberi penghargaan dan sanksi
  4. Memberi penilaian kerja pendidik dan tenaga kependidikan
 b. Wakil Manajemen Mutu 
Nama Jabatan/Fungsi : Wakil Manajemen Mutu
Bertanggun Jawab Kepada  : Kepala Sekolah
 Berhubungan dengan :
  1. Menyusun program kerja kegiatan SMP ISO 9001:200
  2. Merencanakan dan memantau program audit
  3. Mengidentifikasi dan mengelola program-program untuk perbaika sistem mutu
  4. Menentukan apakah kebijakan dan aktifitas yang diajukan telah memenuhi persyaratan ISO 9001:2000, apakah sesuai dengan produk yang ditawarkan, apakah diterapkan dengan benar, apakah ketidaksesuaian telah diperbaiki
  5. Melaporkan kepada Kepala Sekolah kondisi dan status dari penerapan sistem manajemen mutu
  6. Menyusun prosedur Mutu yang diketahui oleh Kepala Sekolah
  7. Mengadakan penelitan, Pengembangan tentang mutu secara periodik 1 tahun dua kali
 Wewenang :
  1.  Mengimplementasikan sistem mutu
  2. Meninjau sistem mutu
 c. Wakasek Kurikulum/Program
Nama Jabatan/Fungsi : Wakasek Kurikulum/Program
Bertanggung Jawab Kepada:  Kepala Sekolah
Berhubungan dengan : Semua Unit Kerja
Tanggung Jawab:
  1. Menyusun program kerja bidang kurikulum/program
  2. Mengkoodinasikan pelaksanaan dan pengembangan Kurikulum/Program
  3. Memantau pelaksanaan pembelajaran
  4. Menyelenggrakan rapat koordinasi kurikulum
  5. Mengkoordinasikan pengelolaan perpustakaan
  6. Mengkoordinasikan pelaksanaan evaluasi pembelajaran
  7. Menyusun kalender pendidikan dan jadwal pembelajaran
  8. Melaporkan hasil pelaksanaan pembelajaran
  9. Mengusulkan tugas mengajar pada masing-masing guru
  10. Merencanakan kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan
 Wewenang

 :
  1.  Memeriksa, menyetujui rencana pembelajaran tiap program pembelajaran
  2. Memverifikasi kurikkulum
  3. Merencanakan dan melaksanakan bimbingan belajar dan try out kelas 3
  4. Merencanakan dan melaksanakan berbagai jenis les
 d. Wakasek Humas/Hubin
Nama Jabatan/Fungsi : Wakasek Humas/Hubin
 Bertanggung Jawab Kepada : Kepala Sekolah
 Berhubungan dengan :
  1.  Semua Unit Kerja di SMP PGRI 01 Bululawang
  2. Masyarakat dan Industri
 Tanggung Jawab :
  1. Menyusun program kerja dan anggaran Humas
  2. Membantu komite dalam pengembangan sekolah
  3. Memfasilitasi hubugan antar warga sekolah dan komite
  4. Melaksanakan pelaksanaan promosi sekolah
  5. Memetakan DU/DI
  6. Mengkoordinasikan pelaksanaan praktek kerja industri
  7. Mengkoordinasikan pelaksanaan ujian kompetensi produktif
  8. Mengkoordinasikan penelusuran lulusan
 Wewenang




 :
  1.  Memeriksa dan menyetujui rencana praktek kerja industri tiap program keahlian
  2. Melakukan verifikasi kelayakan institusi pasangan
  3. Memberikan pembekalan praktik kerja industri untuk siswa dan orang tu/wali
  4. Pengantaran, memonitoring dan penjemputan peserta didik prakerin
  5. Menyelesaikan permasalahan selama pelaksanaan prakerin
  6. Mengkoordinasikan kegiatan Bursa Kerja Khusus
  7. Reorientasi peserta didik yang selesai prakerin
  8. Membuat data alumni secara lengkap
 e. Wakasek Kesiswaan
 Nama Jabatan/Fungsi  : Wakasek Kesiswaan
 Bertanggung Jawab Kepada : Kepala Sekolah
Berhubungan dengan :
  1.  Semua Unit Kerja
  2. Organisasi Kesiswaan
Tanggung Jawab :
  1.  Membuat program kerja pembinaan kesiswaan
  2. Mengkoordinasikan PSB (Penerimaan Siswa Baru)
  3. Mengkoordinasikan Pemilihan kepengurusan OSIS
  4. Mengkoordinasikan Penjaringan dan pendistribusian semua bentuk beasiswa
  5. Mengkoordinasikan pelaksanaan 4 K2 (Ketertiban, kedisplinan, keamanan dan kekeluargaan)
  6. Membina program kegiantan OSIS
  7. Memeriksa dan menyetujui rencana kerja pengurus OSIS
  8. Melaksanakan ketentuan kredit point
 Wewenang

 :
  1.  Melakukan tindakan terhadap siswa terkait pelanggaran tata tertib siswa
  2. Mengkoordinasikan pelaksanaan lomba
  3. Mengkoordinasikan ekstrakorikuler
  4. Mengkoordinasikan peringatan hari-hari besar
  5. Mengkoordinasikan kegiatan pagi
 f. Wakasek Sarana Prasarana
Nama Jabatan/Fungsi  : Wakasek Kesiswaan
 Bertanggung Jawab Kepada : Kepala Sekolah
 Berhubungan dengan : Semua Unit Kerja
 Tanggung Jawab  :
  1.  Membuat program kerja dan prasarana sekolah
  2. Mengkoordinasikan kebutuhan sarana dan prasarana sekolah
  3. Mengkoordinasikan inventarisasi sarana dan prasarana sekolah
  4. Melaksanakan pengawasan terhadap penggunaan sarana dan prasarana sekolah
  5. Mengkoordinasikan pelaksaan 4 K1 (kebersihan, kerindangan, keindahan, kesehatan)
  6. Memeriksa dan merekomendasikan rencana kebutuhan sarana dan prasarana tiap unit kerja
  7. Mempunyai data lengkap tentang sarana dan prasarana
  8. Atasi kerusakan dan kekurangan dari sarana prasarana
 Wewenang

 :
  1.  Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pengadaan bahan praktik serta perlengkapan sekolah
  2. Mengkoordinasikan pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana sekolah
  3. melakukan verifikasi dan memilih rekanan kerja
 g. Koordinator Tata Usaha
 Nama Jabatan/Fungsi : Koordinator Tata Usaha
 Bertanggung Jawab Kepada : Kepala Sekolah
 Berhubungan dengan : Semua Unit Kerja
 Tanggung Jawab:
  1.  Menyusun program kerja tata usaha sekolah
  2. Mendata dan mengajukan kesejahteraan bagi pendidik dan tenaga kependidikan
  3. Mengkoordinasikan urusan administrasi sekolah
  4. Menyusun laporan ketatusahaan secara berkala
  5. Melakukan koordinasi rekrutmen sumber daya manusia (Pendidik dan Tenaga kependidikan)
  6. Mengkoordinasikan keuangan rutin sekolah
  7. Melaporkan pertanggungjawaban keuangan rutin sekolah
 Wewenang


 :
  1. Menegur staf/tenaga kependidikan yang tidak melaksanakan tugas
  2. Memberi ijin, cuti staf tata usaha
  3. Memanggil tenaga kependidikan terkait adiministrasi kepegawaian
  4. Memanggil tenaga pendidik seijin kepala sekolah terkait administrasi kepegawaian
 h. Ketua Program Keahlian
 Nama Jabatan/Fungsi : Ketua Program Keahlian
Bertangung Jawab Kepada  : Kepala Sekolah
 Berhubungan dengan : Semua Unit Kerja
 Tanggung Jawab
  1.  Menyusun program kerja
  2. Mengkoordinasikan tugas guru dalam pembelajaran
  3. Menkoordinasikan pengembangan bahan ajar
  4. Memetakan kebutuhan sumber daya untuk pembelajaran
  5. Memetakan dunia industri yang relevan
  6. Mengkoordinasikan program praktik kerja industri
  7. Melaksanakan ujian produktif
  8. Mengiventarisasi fasilitas pembelajaran program keahlian
  9. Melaporkan ketercapaian program kerja
  10. Membantu wakil kepala sekoalh
  11. Membantu wali kelas dalam urusan kelas
 Wewenang :
  1.  Melakukan langkah-langkah efisien dan efektif guna kelancaran pembelajaran diprogram keahlian
  2. Memberi masukan penilaian kinerja pendidik
  3. Memberi sanksi kepada siswa yang melanggar tata tertib
  4. Mengusulkan kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan
  5. Mengusulkan kebutuhan bahan dan peralatan pembelajaran
  6. Mengusulkan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan program keahlian

Tugas dan Fungsi Kurikulum

1. Tugas Kurikulum
Dalam pengalaman sehari-hari, sering didengarkan istilah fungsi. Fungsi membawa akibat pada adanya hasil. Jika sesuatu itu berfungsi maka berakibat pada adanya hasil. Demikian juga sebaliknya, jika sesuatu itu tidak berfungsi akan berakibat pada tidak tercapainya hasil yang diharapkan (tujuan).
Atas dasar tersebut, dapat dikatakan bahwa fungsi kurikulum berkaitan dengan komponen-komponen yang ada dan mengarah pada tujuan-tujuan pendidikan. Menurut Dakir (2004:13) beberapa komponen dalam kurikulum yang harus menunjukkan arah pada pencapaian tujuan pendidikan adalah: (1) perencanaan yang telah disusun, (2) komponen materi yang telah direncanakan, (3) metode/cara yang telah dipilih, dan (4) penyelenggara pendidikan dalam fungsinya melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan pendidikan.
Secara ringkas, Ladjid (2005:3) mengemukakan tiga fungsi kurikulum, dengan berfokus pada tiga aspek:
1. Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan tersebut, sebagai alat untuk mencapai seperangkat tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan sehari-hari.
2. Fungsi kurikulum bagi tataran tingkat sekolah, yaitu sebagai pemeliharaan proses pendidikan dan penyiapan tenaga kerja.
3. Fungsi bagi konsumen, yaitu sebagai keikutsertaan dalam memperlancar pelaksanaan program pendidikan dan kritik yang membangun dalam penyempurnaan program yang serasi.
Selain itu, beberapa fungsi lain dari kurikulum tidak hanya menyangkut mereka yang berada di dalam lingkungan sekolah saja, tetapi fungsi-fungsi kurikulum juga menyangkut berbagai pihak di luar lingkungan sekolah, seperti para penulis buku ajar dan bahkan para masyarakat (stakeholder). Bahkan sekarang ini, penyusunan kurikulum justru melibatkan berbagai lapisan (stakeholder) yang memang secara langsugn atau tidak langsung akan turut mempengaruhi atau dipengaruhi oleh keberlakukan sebuah kurikulum.
a. Fungsi kurikulum bagi penyusun buku ajar
Bagi para penyusun buku ajar, memahami kurikulum merupakan keharusan, karena untuk dapat menyusun buku ajar yang sesuai dengan kehendak kurikulum maka cara satu-satunya adalah membaca dan memahami kurikulum itu sendiri.
Para penulis buku ajar mestinya mempelajari terlebih dahulu kurikulum yang berlaku waktu itu. Untuk membuat berbagai pokok bahasan maupun sub pokok bahasan, hendaknya penulis buku ajar membuat analisis instruksional terlebih dahulu. Kemudian menyusun Garis-garis Besar Program Pelajaran (GBPP) untuk mata pelajaran teretentu, baru berbagai sumber bahan yang relevan (Dakir, 2004)
Dengan menggunakan kurikulum yang berlaku sebagai pedoman, buku ajar yang disusun dapat mencapai target dan tujuan pembelajaran sebagaimana yang telah tertuang di dalam kurikulum. Buku ajar yang disusun dengan baik dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku, akan menjadi pedoman bagi guru terhadap buku ajar yang digunakannya, sehingga tidak menimbulkan kerancuan terhadap bahan yang diajarkan.
b. Fungsi kurikulum bagi guru
Dapat dikatakan bahwa kurikulum bagi seorang guru diibaratkan sebagai kompas, yakni kurikulum adalah pedoman bagi guru dalam usaha kegiatan belajar mengajar. Seperti diketahui bahwa setiap proses pembelajaran memiliki target capaian berupa tujuan. Dengan kata lain, tujuan pendidikan dan pengajaran telah harus diketahui oleh guru sebelum mengajar. Oleh karena itu sebelum mengajar, guru sudah harus mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, termasuk strategi yang tepat dari mata pelajaran yang akan disajikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Abdurrahman (1994:93) mengemukakan, ”untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran yang telah ditetapkan, diperlukan adanya strategi belajar mengajar yang tepat.” Untuk itu harus dilakukan telaah, perkiraan dan perencanaan yang baik, dengan kata lain, pendidikan dan pengajaran harus dikelola dan direncanakan dengan baik.
Namun bagi guru baru, diingatkan oleh Dakir (2004) bahwa sebelum mengajar pertama-tama yang perlu dipertanyakan adalah kurikulumnya. Setelah itu barulah Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) dan selanjutnya guru mencari berbagai sumber yang terkait dengan mata pelajaran yang diajarkannya.
Secara keseluruhan, kurukulum dibutuhkan oleh guru sebagai pedoman, baiak sebelum melakukan kegiatan pembelajaran ataupun pada saat proses belajar mengajar, dan bahkan sesudah proses pembelajaran tersebut berlangsung.
Nurdin dan Usman (2002) mengemukakan bahwa salah satu tahapan mengajar yang harus dilalui oleh guru profesional adalah menyusun perencanaan pengajaran atau dengan kata lain disebut dengan mendesain program pengajaran. Setyiap guru dituntut untuk mampu menyusun rencana pembelajaran yang akan lakukan di kelas. Secara detail guru seharusnya telah memiliki tahapan yang jelas tentang kegiatan yang akan dilakukannya sepanjang dia berada di kelas. Hal ini tidak hanya membantu guru di dalam mengajar, tetapi juga akan membantu guru dalam mengelola kelas secara efektif dan efisien.
Dalam implementasi kurikulum atau pelaksanaan pengajaran, mendesain program pengajaran, melaksanakan proses belajar mengajar dan menilai hasil belajar siswa merupakan rangkaian kegiatan yang saling berurutan dan tak terpisah satu sama lainnya (terpadu).
c. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
Kepala sekolah adalah manajer di sekolah, dalam pengertian bahwa kepala sekolah melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, pengawasan dan lain sebagainya di sekolah yang dipimpinnya. Sekolah adalah salah satu bentuk organisasi, di mana di dalamnya terdapat manajemen. Kast dan Rosenzweig (1996:569) mengemukakan bahwa:
Manajemen merupakan kekuatan utama dalam organisasi untuk mengkoordinir sumber daya manusia dan material, dan para manajer bertanggung jawab untuk pelaksanaan organisasionalnya, baik untuk hasil sekarang maupun untuk potensi masa datang.
Dalam kaitan kurikulum, kepala sekolah bertanggung jawab agar setiap guru yang berada di bawah pimpinannya tahu dan memahami setiap kurikulum yang sedang berlaku, dan untuk selanjutnya kepala sekolah bertindak untuk melakukan supervisi. Hamalik (dalam Dakir, 2004:16) mengemukakan bahwa:
Supervisi adalah semua usaha yang dilakukan supervisor dalam bentuk pemberian bantuan, bimbingan, pengarahan, motivasi, nasihat dan pengarahan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar yang pada gilirannya meningkatkan hasil belajar.
Pengertian supervisi di atas, mengamanahkan kepada kepala sekolah bahwasanya kepala sekolah bertanggung jawab terhadap sosialisasi setiap kebijakan pendidikan dan pengajaran bahkan bertanggung jawab untuk terlaksananya kebijakan-kebijakan tersebut di tingkat sekolah. Hal inilah yang diingatkan oleh Komariah dan Triatna (2005) bahwa kepemimpinan pendidikan yang diperlukan saat ini adalah pemimpin yang memiliki sikap tanggap dan cepat dalam mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan.
Melalui kurikulum kepala sekolah dapat melakukan tugas pembinaan kepada para guru sehingga akan diketahui berbagai kekurangan dan kelemahan proses yang sedang berlangsung.
d. Fungsi kurikulum bagi masyarakat
Fungsi kurikulum bagi masyarakat, sesunguhnya juga akan menggambarkan fungsi sekolah bagi masyarakat. Artinya, kurikulum akan mengambarkan berbagai muatan yang akan diemban oleh sekolah.
Ada anggapan masyarakat yang menganggap bahwa fungsi sekolah adalah menjadi inspirattor dan menjadi motor penggerak (agent of change) bagi setiap perubahan (Nasution, 2004). Jika demikian, tentu akan sangat banyak yang diharapkan masyarakat dari sekolah. John Dewey (dalam Nasution, 2004) mengemukakan bahwa lembaga pendidikan sekolah adalah institusi yang paling efektif untuk melakukan rekonstruksi dan memperbaiki masyarakat melalui pendidikan individu. Bahkan G.S.Counts (dalam Nasution, 2004:157) lebih jauh dari itu; dengan mengemukakan bahwa ”pendidikan tidak hanya harus membawa perubahan dalam masyarakat akan tetapi mengubah tata sosial dan mengatur perubahan sosial.”
Jika demikian fungsi dan tugas yang diemban sekolah, maka hal itu sangat tergantung kepada kurikulum, karena kurikulum adalah pedoman dari semua kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa kurikulum berperan sangat besar dalam mempercepat terjadinya proses perubahan sosial di dalam masyarakat. Teori sosiologi mengatakan bahwa: Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan, Perubahan mana dapat berupa perubahan yang tidak menarik atau kurang mencolok. Ada pula perubahan–perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun amat luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali akan tetapi ada pula perubahan yang amat cepat (Soekanto, 1996). Ini pula yang menjadi salah satu alasan mengapa kemudian kurikulum perlu dikembangkan atau bahkan mungkin diadakan perubahan. Hal itu semata-mata karena terjadinya dinamika dalam kehidupan sosial masyarakat.
Seiring dengan itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan di bidang teknologi ini telah mengakibatkan perubahan-perubahan yang sangat fantastis, drastis dan signifikan dalam kehidupan umat manusia di hampir segala aspek kehidupan (Bastian, 2002).
Membangun masyarakat melalui pendidikan adalah keharusan yang sangat mendesak dan tidak boleh ditawar-tawar. Bastian (2002:13) mengemukakan bahwa : ”Bangsa yang tidak mampu untuk mengantisipasi perkembangan disebabkan kesalahan sistem pendidikannya yang tidak berorientasi pada pengembangan potensi pembawaan generasi mudanya secara maksimal.” Sistem pendidikan sangat tergantung dari cara pandang suatu bangsa akan pengertian apa sebenarnya hakikat pendidikan tersebut.

Jumat, 15 Juli 2011

Masa Orientasi Siswa

“Asyiik..bisa balas dendam dalam MOS….!”
Itulah status teman sekelas anak saya yang ditulis dalam akun fb-nya. Saya terperangah membaca status tersebut. Apalagi ditulis oleh seorang anak perempuan kelas VIII (SMP kelas 2).
Kemudian anak saya bercerita tentang kegiatan Masa Orientasi Sekolah (MOS) di sekolahnya. Dia mengatakan bahwa kegiatan MOS diadakan sekolah melalui kegiatan OSIS untuk anak baru kelas VII yang baru masuk. Yang menjadi senior adalah anak kelas VIII dan kelas IX yang menjadi pengurus OSIS.
Anak saya tidak ikut “memplonco” dalam kegiatan MOS, karena selain saya larang karena tidak melihat ada manfaatnya, dan dia juga bukan pengurus OSIS.
Dalam kegiatan MOS disekolahnya, para siswa baru diwajibkan memakai petai dua buah untuk dijadikan dasi, permen 20 buah diuntai untuk menjadi gelang dan hal-hal lain yang tidak masuk akal bagi saya.
Saya ingin mempertanyakan kegiatan MOS ini. Karena saya melihat kegiatan MOS ini malah menimbulkan rasa dendam yang akan dilampiaskan pada tahun berikut kepada juniornya lagi. Status fb teman putra saya itu jelas menunjukkan rasa dendam akibat apa yang dialaminya tahun lalu dalam kegiatan yang sama. Dan kini dia melihat peluang untuk membalaskan perlakuan yang telah diterimanya.
Kemudian untuk pernak-pernik MOS, apa perlunya menggunakan petai sebagai dasi? Permen menjadi gelang, dll. Ini semua menanamkan bibit pemborosan. Bahan makanan dijadikan mainan yang pada akhirnya akan menjadi terbuang percuma. Padahal itu semua tidak didapat dengan gratis! Semua dibeli! Dan secara logika sangat tidak masuk akal dan akhirnya hanya memberatkan orang tua siswa.
Tidak ada nilai mendidik sama sekali dalam kegiatan MOS ini. Membuat kesenjangan antara senior dan junior yang akan menyuburkan benih bullying dan pengelompokan (gank). Padahal dalam pendidikan disekolah umum saya pikir tidak ada gunanya membuat pemisahan senior dan junior. Karena pada akhirnya hanya menimbulkan kerugian moril dan materil.
Untuk itu kiranya kegiatan MOS ini dapat ditinjau kembali. Cobalah dikaji ulang. Baik penyelenggaraannya maupun isi kegiatannya.
Biarlah sekolah menjadi tempat yang menyenangkan untuk belajar bagi para siswa.
Sekolah menjadi tempat mengasah intelektual dan mempertajam pemikiran dengan menggunakan logika.
Jangan ditanamkan cara-cara memanipulasi sejak awal.
TUT WURI HANDAYANI

Keutamaan Bulan Sa'ban

HARI ini kita memasuki bulan Sya’ban kembali. Nama bulan yang tidak begitu akrab bagi sebagian masyarakat kita. Berbeda dengan bulan-bulan lain, seperti Muharram, Rabiul Awwal, Rajab, Ramadhan, atau Dzulhijjah.
Di sekolah-sekolah umum dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak banyak mengulas tentang bulan Sya’ban. Paling-paling hanya sekedar menyebutkan puasa sunnah diantaranya puasa di bulan Sya’ban. Pada hal bulan Sya’ban ini termasuk bulan yang disukai Rasulullah SAW, karena menurut beliau pada bulan ini diangkatnya amal-amal kepada Rabbul ’alamin, Allah SWT. ( Baca juga : Nisfu Sya’ban )

Kalender hijriyah memiliki dua belas bulan sebagaimana kalender masehi. Hanya tahun hijriyah ini dihitung berdasarkan peredaran bulan, sedangkan tahun masehi berdasarkan peredaran matahari. Satu tahun hijriyah yang terdiri dua belas bulan ini disebutkan di dalam Al-Quran. ”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi,…” ( QS. At-Taubah [9] : 36 ).
Hari-hari pada penanggalan hijriyah yang dimulai bulan Muharram ini bisa terdiri dari 29 atau 30 hari. Berbeda dengan penanggalan masehi yang bisa berjumlah 28 sampai 31 hari dalam satu bulan. Sehingga setiap tahun terjadi pergeseran sekitar sebelah hari dalam penanggalan masehi. Sebagai contoh, misalnya tahun baru hijriyah 1 Muharram 1427 bertepatan dengan tanggal 31 Januari 2006, tahun baru 1428 pada tanggal 20 Januari 2007, tahun baru 1429 pada tanggal 10 Januari 2008. Sedangkan 1 Muharram 1430 masih di tahun 2008, tepatnya tanggal 29 Desember. Sedangkan tahun baru hijriyyah 1431— tahun ini — bertepatan dengan tanggal 18 Desember 2009.
Kata Sya’ban, menurut Ensiklopedi Islam, berasal dari kata syi’ab (jalan di atas gunung ). Dikatakan Sya’ban karena pada bulan itu ditemui berbagai jalan untuk mencapai kebaikan. Menurut Syekh ‘Alamuddin as-Sakhawi, kata Sya’ban berasal dari kalimat ‘Tasya’ubil Qabail’ artinya berpecahnya kabilah-kabilah atau berpisah-pisahnya (bercabang-cabang) mereka. Sedangkan Cyril Glasse mengartikan kata Sya’ban sebagai ‘bulan pembagian’.
Bulan Sya’ban – yang hari ini memasuki tanggal 1 tahun 1431– memiliki keutamaan. Masyarakat Muslim banyak yang tidak mengetahui bahwa Sya’ban ini termasuk bulan yang disukai Rasulullah SAW. Beliau banyak melakukan puasa pada bulan tersebut, bahkan menurut beberapa riwayat Rasulullah SAW berpuasa sebulan penuh.
Pada bulan Sya’ban ini, amalan-amalan kita dilaporkan kepada Allah SWT oleh malaikat-malaikat pencatat amal, apakah itu amal kebaikan atau amal keburukan. Oleh karena itu Rasulullah SAW banyak melakukan puasa pada bulan ini.
Rasulullah SAW ketika ditanya oleh beberapa orang shahabat tentang latar belakang puasanya di bulan Sya’ban itu, menjawab, “Bulan diangkatnya amal-amal kepada Robbul ‘alamin. Maka aku ingin diangkat amalku dan aku sedang puasa” ( HR. Nasa’i ).
Ada beberapa riwayat hadits yang menjelaskan bahwa Rasulullah SAW sangat mencintai bulan Sya’ban. Kecintaannya itu ditunjukkan melalui sikap dan perbuatannya yang mencerminkan bahwa bulan Sya’ban ini memiliki nilai keutamaan tersendiri.
Keutamaan Sya’ban ini disampaikan Rasulullah SAW, yang menurut penilaian para ahli hadits termasuk hadits yang shahih. Abdullah bin Abi Qais telah mendengar Aisyah berkata, ”Termasuk bulan yang paling disukai Rasulullah untuk melaksanakan puasa adalah bulan Sya’ban, lalu beliau menyambungnya dengan bulan Ramadhan (HR. Ahmad, Abu Daud, dan al-Hakim).
Dalam riwayat lain, Usamah bin Zaid berkata,”Aku telah bertanya, ’Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau puasa di bulan-bulan lainnya seperti puasa engkau di bulan Sya’ban?’ Beliau menjawab, ‘Itu adalah bulan yang dilupakan banyak manusia, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Itu adalah bulan di mana amal-amal diangkat kepada Penguasa alam semesta (Allah), dan aku sangat suka jika amalku diangkat dan aku sedang berpuasa.” (HR. Ahmad dan Nasa’i).
Di samping hadits-hadits shahih seperti tersebut di atas, ada beberapa buku yang ditulis berbicara tentang keutamaan bulan Sya’ban. Tapi ada beberapa dalil yang dibuat-buat, bahkan dipalsukan. Sehingga tidak layak untuk dijadikan sebagai landasan akan keutamaan bulan Sya’ban itu sendiri.
Beberapa dalil yang dinyatakan oleh para ulama pakar ilmu hadits sebagai hadits palsu (maudhu’) berbicara tentang keutamaan bulan Sya’ban. Riwayat itu di antaranya,”Keutamaan bulan Sya’ban dibanding bulan-bulan lainnya seperti keutamaanku dibanding seluruh para nabi. Dan keutamaan bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya seperti keutamaan Allah dibanding para hamba-Nya.”
Imam Ibnu Hajar mengatakan,”hadits tersebut palsu (maudhu’). Karena as-Saqthi salah seorang perawinya terkenal sebagai pemalsu hadits dan sanad. Dan perawi-perawi lainnya dalam hadits itu sama sekali tidak pernah meriwayatkan hadits ini. Dengan demikian, jelas sekali bahwa hadits itu buatan as-Saqthi sendiri”.
Walaupun kita mengetahui keutamaan bulan Sya’ban ini, namun kita tidak boleh melakukan sesuatu dengan cara-cara yang tidak dicontohkan Rasulullah SAW. Hadits-hadits shahih di atas menjelaskan kepada kita, bahwa untuk memperoleh keutamaan dari bulan Sya’ban ini dengan melakukan puasa.
Barangkali karena keutamaan itulah yang menjadikan sebagian masyarakat Muslim kita melakukan ibadah dan ritual-ritual tertentu pada pertengahan bulan ini ( nishfu Sya’ban ). Mereka melakukan shalat khusus dan membaca Surah Yasin beberapa kali dengan cara tersendiri. Amalan-amalan itu mereka yakini bisa menambah rizki, memanjangkan umur dan menolak bala.
Membaca Surah Yasin tentu sangat baik, tetapi menjadi tidak tepat bila hal itu dilakukan khusus untuk menyambut nishfu Sya’ban dan menganggap bahwa itu ada sumber haditsnya. Dan itu semua tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Setiap waktu, hari, dan bulan yang kita lalui adalah milik Allah SWT. Kita tidak boleh mengistimewakan satu waktu atau hari dengan waktu atau hari lainnya kalau Sang Pemilik waktu itu tidak mengistimewakannya. Apalagi kalau untuk mengistimewakan waktu-waktu tersebut disertai dengan melakukan ritual atau ibadah tertentu. Sedangkan Allah sendiri yang kita sembah dan kita jadikan tujuan ibadah itu tidak memerintahkannya atau menganjurkannya.

Senin, 11 Juli 2011

Palang Merah Remaja

Sejarah

Terbentuknya Palang Merah Remaja dilatar belakangi oleh terjadinya Perang Dunia I (1914 – 1918) pada waktu itu Austria sedang mengalami peperangan. Karena Palang Merah Austria kekurangan tenaga untuk memberikan bantuan, akhirnya mengerahkan anak-anak sekolah supaya turut membantu sesuai dengan kemampuannya. Mereka diberikan tugas – tugas ringan seperti mengumpulkan pakaian-pakaian bekas dan majalah-majalah serta Koran bekas. Anak-anak tersebut terhimpun dalam suatu badan yang disebut Palang Merah Pemuda (PMP) kemudian menjadi Palang Merah Remaja (PMR).
Pada tahun 1919 di dalam sidang Liga Perhimpunan Palang Merah Internasional diputuskan bahwa gerakan Palang Merah Remaja menjadi satu bagian dari perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Kemudian usaha tersebut diikuti oleh negara-negara lain. Dan pada tahun 1960, dari 145 Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah sebagian besar sudah memiliki Palang Merah Remaja.
Di Indonesia pada Kongres PMI ke-IV tepatnya bulan Januari 1950 di Jakarta, PMI membentuk Palang Merah Remaja yang dipimpin oleh Ny. Siti Dasimah dan Paramita Abdurrahman. Pada tanggal 1 Maret 1950 berdirilah Palang Merah Remaja secara resmi di Indonesia.

[sunting] Pendidikan dan pelatihan PMR

Palang Merah Remaja atau PMR adalah organisasi kepemudaan binaan dari Palang Merah Indonesia yang berpusat di sekolah-sekolah dan bertujuan memberitahukan pengetahuan dasar kepada siswa sekolah dalam bidang yang berhubungan dengan kesehatan umum dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
Untuk mendirikan atau menjadi anggota palang merah remaja disekolah, harus diadakan Pendidikan dan Pelatihan Diklat untuk lebih mengenal apa itu sebenarnya PMR dan sejarahnya mengapa sampai ada di Indonesia, dan pada diklat ini para peserta juga mendapatkan sertifikat dari PMI. Dan baru dianggap resmi menjadi anggota palang merah apabila sudah mengikuti seluruh kegiatan yang diadakan oleh palang merah remaja disekolah.
PMI mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR:
  1. Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan kepalangmerahan.
  2. Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.
  3. Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI.
  4. Remaja adalah kader relawan.
  5. Remaja calon pemimpin PMI masa depan.
Tujuan pembinaan dan pengembangan PMI masa depan:
  1. Penguatan kualitas remaja dan pembentukan karakter.
  2. Anggota PMR sebagai contoh dalam berperilaku hidup sehat bagi teman sebaya.
  3. Anggota PMR dapat memberikan motivasi bagi teman sebaya untuk berperilaku hidup sehat.
  4. Anggota PMR sebagai pendidik remaja sebaya.
  5. Anggota PMR adalah calon relawan masa depan.

[sunting] Jumbara

Jumbara atau Jumpa Bhakti Gembira adalah kegiatan besar organisasi PMR seperti halnya jambore pada organisasi Pramuka.Jumbara diadakan dalam setiap tingkatan. Ada jumbara tingkat kabupaten, daerah dan Jumbara Nasional. dimana pelaksanaanya disesuaikan dengan kemampuan PMI daerah yang bersangkutan.

[sunting] Tribakti PMR

dalam PMR ada tugas yang harus dilaksanakan, dalam PMR dikenal tri bakti yang harus diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh semua anggota. TRIBAKTI PMR (2009) tersebut adalah:
  1. Meningkatkan keterampilan hidup sehat
  2. Berkarya dan berbakti kepada masyarakat
  3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional.

[sunting] Tingkatan PMR

Di Indonesia dikenal ada 3 tingkatan PMR sesuai dengan jenjang pendidikan atau usianya
  1. PMR Mula adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Dasar (10-12 tahun). Warna emblem Hijau
  2. PMR Madya adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Pertama (12-15 tahun). Warna emblem Biru Langit
  3. PMR Wira adalah PMR dengan tingkatan setara pelajar Sekolah Menengah Atas (15-17 tahun). Warna emblem Kuning

Selasa, 05 Juli 2011

KH ZAINUDDIN MZ Meninggal Dunia

Zainudin MZ Meninggal Dunia - Setelah beberapa waktu yang lalu berita hoak tentang agnes monica meninggal dunia sempat membuat heboh, kini kembali Indonesia kehilangan salah satu sosok terbaiknya, telah berpulang ke Rahmatullah KH Zainuddin MZ Selasa, 5 Juli 2011. KH Zainuddin MZ yang sering dipanggil dengan sebutan Da'i sejuta umat menghembuskan nafas terakhir tepat pada pukul 10.00 di RS Pusat Pertamina dan saat ini kabarnya jenazahnya sudah dibawa kembali ke rumah duka Jalan Gandaria I, Gang Haji Aom, Kebayoran Baru.

Zainudin MZ Meninggal DuniaKabar Zainuddin MZ Meninggal Dunia ini datang secara tiba2 dan mengejutkan seperti mengingatkan kita saat Mbah Surip Meninggal Dunia. Dan hingga berita ini ditulis belum ada kejelasan dari pihak keluarga tentang penyebab Zainuddin MZ Meninggal. Dengan terdengarnya kabar ini, ratusan pelayat sudah memenuhi kediaman Zainudin MZ untuk melihat sang Kiyi untuk yang terakhir kalinya.

Mereka datang dari warga sekitar serta para pendukungnya yang berasal di seluruh pelosok Indonesia. Kabar Zainuddin MZ meninggal dunia akan terus diberitakan beberapa hari kedepan mengingat telah banyak yang beliau perbuat untuk Indonesia. Indonesia telah kehilangan sosok Zainuddin MZ yang hadir dengan suara khasnya. Selamat jalan Pak Kyai Zainuddin MZ, semoga keluarga diberikan ketabahan untuk menerima semua ini. Amin

Sabtu, 02 Juli 2011

Siswa Berprestasi


Selamat atas di raihnya peringkat 1, 2 dan 3 untuk perolehan 10 besar jumlah NUN tertinggi buat siswaku. Semoga semangat untuk mengembangan diri semakin meningkat. Tapi, jangan lupa untuk selalu bersyukur, karena semua itu adalah titipan yang kita tidak tau kapan diambil oleh pemiliknya.
                           Keep Spirit



                          admin